MURAS(ai)KI *Fanfiction

Domo minnasan!! ^^ ini saya membuat ff  tentang kehidupan anak HS7 di masa kuliahnya. Mungkin lucu juga ngebayangin mreka udah kuliah ya.. haha. Yah anggep aja cerita masa depan ^^ *plak.. yup! Langsung baca aja ya. I hope u like it. Douzo~ :D
MURAS(ai)KI-むらさ
Author : Veronica Rii
Title : MURAS(ai)KI >> part 1
English title : PURPL(ov)E
Story Language : Indonesia
PG : smua umur
Genre : romance
Story chara : Hey! Say! JUMP dan beberapa OC (anggap aja kamu sbg salah satu dari OC tsb)

Destiny (?)
Yo! Atashi wa Runa Eri desu. Datang dari Indonesia, ke Tokyo Daigakusei atau Todai karena mendapat beasiswa dari kedutaan besar Jepang. Aku sudah memilih Todai sebagai universitas pilihan pertamaku. Kalian tahu.. aku memilih ke Jepang karena aku menyukai tempat ini. Selain itu, aku juga menyukai dunia Entertainment nya. Tentu aku menyukai JE juga. Laluu.. aku kesini juga dengan harapan agar bisa bertemu  orang yang ku sukai (kalian pasti tau siapa yang dimaksud itu kan? ^^ mungkin aku hanya fans biasa.. tapi aku hanya ingin melihat nya). Haha.. Todai adalah universitas yang terkenal bagus. Dan ada beberapa artis Jepang yang kuliah disini.. aku semakin bangga pada diriku yang telah berhasil ini *plak*
Namun.. aku akan jujur.. 80% niat ku kesini adalah untuk bertemu hey say 7.. kalian pasti tahu kan?.. ya.. aku benar-benar menyukai mereka.. sudah 2 tahun lebih  mereka cuti dari dunia entertainment. banyak fans kesepian, namun mereka bilang para HS7 sedang sibuk dengan kuliahnya. Tapi mereka tidak tahu lagi tentang info lebih lanjut nya. Seperti, universitas tempat mereka kuliah? Atau yang lainnya.. Aku hanya ingin cari tahu dan bertemu langsung dengan mereka.. juga.. memastikan apakah perasaan ku ini serius.. atau hanya sekedar suka biasa?.. aku harap aku bertemu dengan mereka untuk memastikannya..
Nah sudah cukup perkenalan dan curhatnya karena sekarang aku sedang tergesa-gesa berlomba dgn waktu untuk menghadiri upacara penerimaan murid baru eh, mahasiswa baru.. hehe.
“ya ampun! ya ampun! ya ampun! ” hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Runa yang sedang panik dikejar waktu.. berlari-lari dijalan dengan roti dimulutnya. Menyisir rambut di bus. Dan sibuk mencari kuncirannya yang ternyata ketinggalan. Sungguh hari yang sial untuk hari pertama nya kuliah..
Sesampainya di kampus..
Runa terkagum2 akan bangunannya yang megah.. ia hanya berjalan2 mengelilinginya..menjelajah dgn santai. membuat ia lupa harus buru2 mencari ruang aulanya. Alhasil dia kelewatan 20 menit. Acara sudah di mulai sejak tadi..
“ah! Haah-haah-haah-” dengan napas terengah-engah Runa membuka pintu dan memasuki ruang aula yang sudah di penuhi orang. Semua mata tertuju padanya. Dia masuk saat sedang acara promosi club. Cerobohnya dia berjalan lalu tersandung karena gugup. Kakinya sulit digerakan karena panik dan gemetaran
“e..ehehe.. anoo.. sumimasen..” berjalan menuju satu bangku kosong di pojok belakang, dengan menggaruk kepala yang tak gatal dan sedikit senyum maaf seperti orang linglung
Namun tiba2 Runa terkejut karena yang sedang promosi itu adalah club dance. Club favorit nya. Sebelum ke Todai ia selalu berangan-angan ingin masuk klub itu. Sayang nya runa tak bisa melihat dengan baik karena kursinya adalah kursi yang paling belakang dan pojok. Dia juga hanya mendengar penjelasannya sedikit tentang ruang klub, karena ia terlabat tadi.
Tanpa di tunda2 lagi, satelah acara selesai, Runa memutuskan langsung ke gedung dance di halaman belakang kampus untuk mendaftar.
“anoo… excuse me..” Runa membuka pintu dengan perlahan dan terkejut karena ada seseorang yang berdiri tepat di hadapannya. Di depan pintu sisi dalam.
“ah.. gomen.. minna ittekimasu yo!” kata orang itu. Dia berteriak pada teman2nya di dalam lalu pergi. Runa belum sempat melihat wajahnya. Dia berlari dgn cepat. Sepertinya terburu-buru.. hanya bisa melihat siluet punggungnya yang berlari menjauh..
“anoo.. cari apa ya?” kata seseorang yang tiba-tiba mengaggetkan Runa.
“umm.. aku.. mau daftar klub ini..” Runa menjawabnya. Namun kepalanya hanya tertunduk karena malu
“…. Kau bisa angkat kepalamu?..” katanya
Saat Runa mulai mengangkat kepalanya dan melirik ke depan..  ternyata itu seorang laki2 yang tingginya nyaris sama dengan Runa..  runa terhenyak karena tiba-tiba ingat laki-laki itu tak asing baginya.
‘CHINENNNNNN!!!!’ teriak Runa dalam hati namun wajah Runa tetap saja terlihat aneh walau ia sudah coba sembunyikan
“domo.. yuri chinen desu. Mahasiswa tahun ke 3. Aku senior disini.. dozo. Masuklah.. ^^ ”
‘Astaga! Ya ampun! Ya ampun! Ya ampun! Aku beruntung ibuuuuuuuuuuuuuu!!!! Gilee hari pertama gue langsung ketemu chinen cuuyyyyyyyy!!!! (author : gomen.. ada bahasa ‘tak formal’ nya.. >.<)’  runa terus saja berteriak didalam hatinya saking senangnya dia
Saat dia memasuki ruangan. Ia terkejut karena itu tempat yang luas..
“tolong tulis namamu di formulir ini.” Kata chinen sambil menyerah kan formulirnya
“a.. hai.”
“a..etto.. sambil kau menulis..aku dan yang lain akan memperkenalkan diri. Setelah itu kau ya..  santai saja, tak usah tegang.. ^^ ”
Runa hanya mengagguk. Lalu Chinen pun langsung memulainya
“seperti yang telah ku katakan sebelumnya. Aku Yuri Chinen. Mahasiswa tahun ke 3 jurusan ekomomi.. umm umurku 22 tahun di tahun ini. Lulus SMA umur 18 sehari sebelum ulang tahunku yang ke 19. Mulai kuliah umur 19. Hobi ku ngikutin temanku. Laluu.. dance juga, terus.. belajar kali ya.. haha. ” dalam hati runa berkata ‘harus kah selengkap itu?? Aduhh.. aku maluu.. >/////<  tapi untung juga sih.. banget malah.. haha. Kebetulan masuk klub yang ada chinen nya.. uwwwoooooo.. benar-benar keberuntungan setelah kesialan tadi.. yay! >w< // ’ lagi2 runa tersenyum2 sendiri..
“chinen.. kau berlebihan.” Kata seseorang yang duduk di pojok ruangan
“biar saja ahh.. =3= sekarang giliran mu memperkenalkan dirimu. ”
“well.. well.. I am keito okamoto. Mahasiswa tahun ketiga jurusan sastra Inggris. Baru kembali dari Amerika. 22 years old. Yoroshiku..” katanya memperkenalkan dirinya namun masih tetap di pojokan dengan gitarnya
“aku Ryutaro Morimoto. Sama sepertimu.. aku mahasiswa baru. Yang akan mengambil jurusan kedokteran. Lebih tepat nya dokter anak. Aku 19 tahun.. yoroshiku ”
nakajima yuto. 22 tahun ini jurusan teknologi.” Dengan singkat ia menyebutkan namanya
“oiya! Aku lupa, ada yang lagi keluar tadi pas kau masuk. Iya kan? Dia juga senior. Namanya yamada ryosuke dari jurusan hukum. Sebaya dengan ku. Nah sekarang giliran mu memperkenalkan diri.. ^^ … eh? Ano.. haloo??”  chii malihat runa hanya terdiam melamun
“ah.. eh.. gome. Gome.. tadi aku melamun ya.. hehe. Hai. Aku akan memperkenalkan diriku. :) ” dalam hatinya berteriak ‘gimana kaga ngelamun coba? Mimpi apa aku semalam sampai SUPERRRR beruntung gini??? Bukan Cuma 1 klub ama chinen. Tapi juga sama hs7!!! Uwooo.. sugoii! Harapan ku bertemu mereka langsung terkabul. Jadi ga usah nyari jauh-jauh.. haha. Beruntungnya aku masuk todai >w<//  ’
“ano.. atashi wa Runa Eri desu. Dari Indonesia. Belum benar-benar fasih bahasa Jepang. Hehe. Atashi wa 19 sai desu. Akan mengambil jurusan psikologi. Yoroshiku onegaishimasu”  Runa membungkuk memperkenalkan diri pada mereka
“woow.. Indonesia. Bukan Jepang ya? Haha. Bisa bahasa Inggris?”
“lumayan lancar. ^^ ”
“woi. Keito, nih kau dapat teman baru. haha”
Tak lama kemudian, yamada kembali……
“chii… chii.. nih pesenan mu. Eh? Siapa dia? *menunjuk runa* ah! Kau gadis yang tadi di depan pintu kan?”
“iya. Dia Runa. Anggota baru. Datang dari Indonesia.” Jawab chii
“hai. Runa desu *bow*” katanya pada yamada
“Runa. Ini dia.. yamada yang tadi ku bilang.”
“yamada ryosuke desu”
“nah! Karena kita semua sudah berkumpul lengkap. Langkah selanjutnya setelah masuk klub yaitu tukar alamat e-mail. Agar mudah bila sewaktu-waktu perlu dihubungi ^^” kata chii dengan senyum
“dasar kau. Ada-ada saja..” yuto tersenyum kecil, lalu mengeluarkan Hp nya untuk bertukar mail tepatnya dengan runa.. runa pun menyambutnya dgn SENANG hati TENTU SAJA
“anoo.. kalian… hey say 7 kan?” runa mulai bertanya namun ia tetap malu dengan pertanyaannya
“eh?? Kau tahu?” semua terkejut mendengar pertanyaan runa. Walaupun tadi dia bertanya dengan suara yang kecil
“tentu aku tahu.. aku.. fans kalian.. hehe”
“hontou? Waahh.. senangnya ada fans kita.. >u< haha” kata chii
“etto.. ada  yang ingin ku tanyakan..” runa tetap saja masih malu dengan ucapannya. Bagaimana tidak malu coba? Kalau ngobrol langsung dengan idola yang selama ini dirindukan!! >///<
“haha.. ok. ^^ tapi Lebih baik kita duduk dulu.” Kata chii pada runa dan mengajak mereka semua duduk untuk  mempermudah perbincangan
“..sebenarnya.. aku ke Jepang ini, karena ingin tahu tentang kalian.. kalian sudah 2 tahun lebih cuti dari dunia entertainment. Sama sekali tak ada kabar. Sebagai model di majalah pun tidak. Jadi aku berjuang kesini untuk mencaritahu yang sebenarnya. Karena banyak fans yang merasa kesepian selama kalian tak ada.. apa kalian bisa menjelaskan sesuatu padaku?”
Suasana yang tadinya ceria. Menjadi serius seketika. Dan posisi duduk mereka jadi mendekat setelah runa bertanya hal itu. Sepertinya kali ini benar-benar serius.
“pertama kami ucapkan. Arigatou runa” kata yama dengan senyum
“lalu kami akan menjelaskannya secara singkat untukmu.. Kami berkumpul di satu universitas karena kami tak mau berpisah. Beda sekolah saat SMA saja sudah menyusahkan. Namun terobati karena waktu itu HS7 masih aktif. Jadi kami masih bisa bertemu. Sekarang HS7 sedang cuti jadi kami tak bisa berkumpul. oleh karena  itu kami memutuskan untuk satu universitas agar kami bisa tetap bertemu. Dan berkumpul di satu klub dance ini agar kami tetap bisa latihan dance walaupun sudah tidak pergi ke Johnnys Jimusho. Karena terlalu merepotkan bila hanya mengandalkan rumah teman untuk berlatih. Kami butuh semacam markas tempat berlatih. Haha.. walaupun begitu, klub ini tetap harus dibuka untuk umum.  jadi kami tetap bisa menerima orang dengan senang hati.  ^^  ah! Satu lagi.. terima kasih karena kau masih menyukai kami. Lalu, gomen ne.. bila kau dan banyak fans lainnya kesepian selama kami cuti. Kami minta maaf.. karena kami sedang fokus untuk kuliah. Kami ingin menyelesaikan kuliah ini dengan cepat agar bisa berdiri lagi di panggung ^^” jelas chii lalu yama tiba-tiba meneruskan
Kami cuti selama 2 tahun lebih, bukan berarti kami telah melupakan kalian para fans. Kami masih ingat kalian, dan terus memikirkan kalian.. tanpa kalian tahu.. di dunia maya kami salalu melihat kalian. Kami tahu saat dulu tepatnya setelah kami menyanyikan lagu Thank You Bokutachi Kara Kimi, kami umumkan di konser tsb bahwa kami akan cuti selama beberapa tahun, kalian langsung heboh di dunia maya.. kami senang mengetahui kalau kami memang benar-benar diperhatikan oleh kalian. Arigatou.. :) aku berterima kasih padamu. Aku anggap kau wakil fans kami. Sekali lagi.. arigato ^^”
“..souka.. wah kalian benar-benar berjuang di luar panggung juga ya.. aku jadi senang mendengar nya. Arigatou penjelasannya chinen-senpai, yamada-senpai mo.. arigatou ^^ ”
“yo ^^ doitaa..” jawab chii dengan senyumnya yang masih manis seperti dulu.. benar-benar tak berubah. Justru kini mereka bertambah gagah.. seperti sudah jadi orang dewasa yang mapan. Setelah itu, suasana pun kembali ceria.
Namun tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan klub yang terbuka perlahan..
“yama-kun?” seorang gadis manis berambut coklat sebahu melongok ke dalam dari arah pintu, lalu menoleh kan kepalanya dan menyapukan pandangannya ke seisi ruangan untuk mencari sosok orang yang namanya baru saja ia sebut
“arina?” mendengar suara yang ia kenal memanggil namanya, yama pun langsung menoleh ke arah pintu dan berjalan menghampirinya. Mereka berbicara sebentar di dekat pintu, lalu keluar ruangan..
Runa hanya bisa melihat nya dari arah dalam ruangan.
“itu Arina natsumi. Dari Jurusan dan tahun yang sama dengan yamada. ^^ ” chinen berkata sesuatu yang membuat runa terkejut. Mungkin tadi dia membaca raut muka runa yang agak aneh penuh Tanya.
“hei chii.. aku pulang ya. Ada jadwal latihan gitar. Jaa.” Keito melangkah pergi dengan membawa gitar nya
“eh iya! Kita kan juga pada mau pulang cepet. Karena jadwal kampus hari ini Cuma acara penerimaan doang kan..” kata chii yang baru menyadari sesuatu
“yaudah kita siap-siap.” Sambung yuto
“eh. Ini. Formulirnya. Gome. Sampai lupa aku.. hehehe..” runa memberikan kertas yang sedari tadi dia pegang
“oiya. Haha. Teremakashi.” Jawab chii dengan nada lagu arigatou yang sudah lama tak runa dengar itu..
“hahaha.. senpai..” runa hanya tertawa geli mendengarnya. Dia senang lagu dan lirik kata itu masih diingat dgn baik oleh chii.
“jaa matta ashita ne Eri-san! ^^ ” ryuu berjalan dan melambai pada runa
“un. Jaa mori-san”
Mereke ber lima, runa, chii, yuto, ryu, dan keito,  keluar ruangan.. chii keluar paling akhir, karena dia menyempatkan dirinya untuk membereskan berkas beberapa kertas dan mematikan lampu ruangan sebelum ia mengunci pintu. Yang lain sudah pergi duluan. Kelihatannya mereka sibuk.. tapi runa diam dan menunggu chinen selesai. Karena dia pikir, tidak sopan bila meninggalkan seorang senpai tanpa pamit dan langsung pergi begitu saja..
runa yang tadi melamun, menjadi sedikit terkejut dengan ucapan chii yang tiba-tiba.
“kau menyukai yamachan?”
“e?” runa bingung dgn maksud pertanyaan nya
Chii mulai membalik badannya setelah selesai mengunci ruangan
“tekad yang membuatmu sampai disini.. bila itu karena kau rasa kau serius mencintai yamada.. sebaiknya lupakan saja. Aku bisa membaca perasaanmu dari ekspresi wajah dan tindakanmu. Buang jauh-jauh perasaan itu sebelum terlambat” lanjutnya dengan suara kecil, namun runa tetap bisa mendengar nya. Dia tak berkata apa-apa lagi. Pergi begitu saja, meninggalkan runa yang super duper bingung dan terkejut karena ucapannya.. entah kenapa hati runa saat itu tiba-tiba menjadi sakit

Sore menjelang malam.. runa tidak bisa tenang. Hati nya gelisah. Melakukan kegiatan pun rasanya tak enak.. ucapan chinen itu, sungguh sangat sukses menghantui pikirannya.. runa pun tak tahu.. ‘kenapa harus ada nama ‘yamada’ dalam pertanyaan yang chinen lontarkan? Ekspresi apa yang terbaca oleh chinen itu? Kenapa aku sampai se-gelisah ini sejak tadi?’ pertanyaaan itu hanya berputar-putar di otaknya, dan tak akan terjawab.
Sampai tiba-tiba, runa terkejut mendengar dering Hp nya yang tergeletak di kasur. Jadi terdengar keras karena suasana kamar apartemen nya yang sepi. Di ruangan berukuran sedang yang terbagi menjadi kamar, kamar mandi, dapur dan sedikit tempat sisa untuk ruang tamu seadanya itu hanya ada runa. Runa yang sedari tadi belajar di mejanya namun selalu melamun karena gelisah itu, kini perlahan mulai bangun untuk menjangkau Hp dan membuka flip nya untuk membaca, e-mail dari siapa yang baru saja masuk itu.
Mata runa tiba-tiba terbuka lebih lebar dari biasanya. Dia terkejut melihat nama pengirim email yang terbaca di layar Hp nya itu. Dengan satu kali tekan di keypad, ia membuka email nya.

From : Chinen-senpai
Yo Runa-chan!~ ^o^
Arigatou, tadi kau sudah menemani ku hingga selesai mengunci pintu..
Yaah.. Karena aku jadi Leader klub, itu sudah menjadi kegiatan rutinitasku.
Membereskan klub setelah selesai dan selalu pulang terakhir.
Hehe..

‘Ooh.. jadi chinen itu Leader klub nya yaa... haha. Pantas saja. Kelihatannya tadi hanya chinen yang aktif dan memimpin keadaan. Ckck. Dia ternyata sudah tumbuh menjadi orang yang berjiwa pemimpin..’ kata Runa dalam hatinya dgn seulas senyum seperti seorang ibu yang bangga melihat anak kecilnya telah dewasa. hahaha
Runa pun membalas mail nya. Dan percakapan mail berlangsung. Karena chinen juga membalasnya dengan cepat

From : Eri Runa-chan
Un.. daijobu :)
Ahahaha.. ternyata chinen-senpai jadi leader ya..
Tak ku sangka. Tapi menurutku yaa memang chinen-senpai pantas kok jadi Leader ^^

From : Chinen-senpai
Hahaha.. aku cocok ya? Wah.. arigatou~ Itu pujian bagi ku.. ^^

Runa selalu tersenyum membaca balasannya. Namun tiba-tiba senyum itu menyusut dgn cepat. Ia ingat akan pertanyaan chinen yang tadi siang itu. hati runa kembali gelisah. Ia putuskan untuk menanyakannya sekarang dgn harapan ini bisa menenangkan hatinya yang sedari tadi siang mambuatnya menjadi tak nyaman berkegiatan

From : Eri Runa-chan
Anoo senpai.. gome ne sebelumnya. Tapi aku tak mengerti dan jadi tak tenang karenanya dan kini akan ku coba tanyakan.. aku harap senpai menjawabnya.. apa maksud pertanyaan dan pernyataan senpai tadi siang? Ada apa dengan yamada-senpai?

Setelah mail itu terkirim. Chinen tak membalasnya. Tak secepat membalas mail-mail dari runa yang sebelumnya. Hal itu membuat runa semakin gelisah menunggu jawabannya. tidak mustahil jantung nya akan melompat keluar bila tiba-tiba mendengar bunyi dering hp yang menandakan mail jawaban itu masuk. Runa benar-benar penasaran akan jawabannya..
Runa hanya duduk diam menunggu, mulai tidur-tiduran, lalu duduk di bangku belajarnya, berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dan terus saja pindah-pindah posisi tak bisa diam, melakukan kegiatan tak penting karena perasaan gelisah membuatnya tak tenang. Hingga satu jam berlalu.... ‘kenaapa bisa selama ini?! Apa dia tidak akan menjawabnya?’ runa bergumam dalam dirinya
Tiba-tiba bunyi acoustic petikan gitar dari lagu yui-tomorrow’s way yang dijadikan dering tanda mail masuk itu terdengar.  Runa bergegas menjangkau dan membuka hp nya untuk melihat mail siapa yang masuk sambil terus berharap itu dari chinen. Dan ternyata...

From : Mori-kun
Hi eri! ^^
Aku sedang senggang dan merasa bosan =.=
Jadi akku putuskan untuk mencoba mail ke kamu.. ehehe
Apa aku menggangu?
Gomen kalu iya.. >.<
Aku juga sekalian mau tanya.
Besok sore kau ada acara?

‘Haaaaaah... ternyata bukan chinen-senpai... tapi, eh?! Kenapa mori bartanya waktu luang ku?! Aaa.... masa iyaaa???? Ah! Balas saja lah.’

From : Erichan
Hi mo~ :D
Ahahaha.. daijobu ^^
Tidak ada kok.. nande?

From : Mori-kun
Yokatta~
Besok kita ada latihan sore..
Ini juga jadi latihan pertama kita sebagai anggota baru kan? ^^
Jadi, jangan telat ya!
jam pelajaranku juga ngga terlau padat besok.
Jadi aku pasti sampai duluan.. haha

oooo.... ngasih tahu jadwal latihan toh.. kirain ngajak jalan.. pake nanya waktu kosong segala.. ahahaha. xD ge-er duluan *plak

From : Erichan
Un. Ok ^o^d
Arigatou infonya~

Tak lama setelah tanda ‘mail was delivered’ muncul, tiba-tiba nada dering itu menyelak.. yui-tomorrow’s way.. mail masuk…. Dari chinen..

From : Chinen-senpai
Gomen late rep.. >.<
Sekali lagi, Gomen.. kalau kau menunggu balasan nya dari tadi..
Bukannya aku tak mau balas atau apa, tapi aku sibuk TT.TT
tadi aku mendadak harus siap-siap karena ada acara penting. Sebenarnya tidak mendadak sih..
Tepatnya aku yang lupa.. ehehe ^^’a

From : Eri Runa-chan
Ahahaha.. un. Daijobu senpai.. ^^ aku mengerti..
Lalu bagaimana? Maksudku... dengan jawabannya yang tadi..

From : Chinen-senpai
Tentang yamachan yaa... hmm..
Maksudnya, sebaiknya kau hentikan perasaanmu.. ada gadis lain yang menyukainya.
Dan sepertinnya perasaan yama pun sama padanya.. yamada menargetkan, dia akan menikah di  usia 25 setelah lulus sempurna dari Todai. Begitu dia kembali ke panggung, dia juga akan melamar gadis pilihannya itu. Saat usiannya 25, usia mu berapa? 23 kan? Sedangkan ‘orang pilihan’ nya itu pasti usianya 25..
Mundur lah Runa.. sebelum kau semakin menyukainya dan susah untuk melupakannya.. hati mu akan tersiksa..
Aku sudah menyarankan mu.
Tolong pikirkan baik-baik perkataanku.

Entah kenapa, raut muka chinen saat dia mengetikan mail itu dan mengirimkannya terlihat sangat dingin.. dia serius.
Runa yang membacanya menjadi diam seribu bahasa. Lemas terduduk di kasurnya yang kecil seukuran satu badan beralaskan alas biru. Meletakan hp nya dan merenung.. entah kenapa hatinya jadi makin sesak.. lebih sesak dan gelisah dari tadi siang.. runa tak bergerak satu jaripun untuk mengambil kembali hp nya itu dan mencoba membalas mail dari chinen..
Chinen yang sedari tadi menunggu dering hp nya terdengar itu, mulai berpikir.. ‘saat ini Runa pasti terpukul.. memang terlalu cepat untukku mengatakan itu. Tapi ini demi kebaikannya.. lebih cepat lebih baik.. karena aku tak mau bila nanti ada yang terluka.. harus ku selamatkan sebelum lukannya bertambah parah  kelak... gomen ne Runachan..’ chinen menghela napas panjang. Sepertinya ia juga merasakan sedikit rasa sesak yang runa alami. Chinen merasa tidak enak karena telah melukai hati seseorang.. namun dia memutuskan untuk berjalan saja. Melangkah dari pojok ruang pesta yang sedang di hadirinya itu. Pesta peresmian dari pekerjaan barunya Inoo kei sekaligus hari ulang tahunnya yang ke 25. Namun daripada dibilang pekerjaan baru, lebih tepatnya dikatakan pekerjaan keduanya. Karena dia masih setia sebagai seorang Johnny’s
“chiichan! Kochi-kochi~ ^o^// ” suara yamada dari arah kanan nya membuat laki-laki berumur 22 tahun ini menoleh untuk melihat sosoknya. Dan ia pun tersenyum seperti biasanya setelah tadi sempat berwajah dingin
“yamachaaaaannnn kakkoiiii~  >w< ” teriak chinen menghampirinya dan nyaris saja memeluknya karena gemas melihat yamada memakai jas putih, sebelum akhirnya yuto yang disebelahnya menghentikan niat tindakannya
“ets.. chiichan.. kita sedang ada di pesta.. berpakaian rapi. Jangan main asal peluk.. lagi pula kita itu sudah 22 tahun! Sudah dewasa sayaaaangggg.. jadi, hentikan kebiasaanmu itu, ok?”
“haaaiii.. =3= ” jawab chinen sedikit jengkel, namun ia setuju dengan alasan yuto
“eh, yamachan! Arina mana? Kau datang berpasangan dengannya kan?” tanya chinen sembari melihat kanan kiri mencari sosok gadis yang baru saja ia sebutkan namanya itu.
“ada kok ^^ kau tak lihat? Gadis bergaun putih yang sedang bermain piano dipanggung itu bersama kei?” jawab yama. Arina pun selesai bermain piano dan turun dari panggung menuju yamada, seakan-akan ia mendengar namanya baru disebut tadi..
“yo chiichan ^^ ” sapa nya
“ahahaha... kawaiiii... kalian serasiiii!! >w<d gaun putih dan jas itu benar-benar cocok! Seperti pengantin yaa.. Ouji-sama and Hime-sama.. hahahahaha” chinen tertawa dan menepuk pundak yuto “sou ne yuto? ^^ ”
Namun yuto hanya terdiam. Terlihat wajah arina yang memerah
“apaan sih chii!” yamada mencubit pipi chii.. sepertinya kebiasaan waktu kecil mereka memang sulit dihilangkan..
Mereka tertawa bersama.. membuat beban hati chinen yang tadi sempat sesak karena memikirkan runa, mulai menghilang.. tapi itu tak lama. Bunyi lagu Arashi-monster yang terdengar dari saku kiri celana berwarna  hitam senada dengan jas yang dikenakan laki-laki ini terdengar jelas, dan tawa terhenti seketika.
“gomen. Ada mail masuk.. aku pergi dulu yaa.. hehe” langkah chinen mulai terburu-buru dan terlihat aneh dari belakang sisi penglihatan ketiga orang yang di tinggalkannya itu.. karena chinen mulai bisa menebak. Pengirim mail ini. Itu pasti runa. Setelah ia menepi ke pojok dan membuka flip hp nya.. ternyata memang. Bingo! Dugaan chinen tepat! Dari runa.. tanpa pikir panjang, dia membuka mail itu dalam sekali tekan keypad. Dia tak menyadari, bahwa tadi ia sudah melakukan hal yang bisa membuat hati seseorang tak nyaman.. untuk yang kedua kali nya pada hari ini.. entah kenapa posisi nya tidak memungkinkan untuk nya melindungi satu hatipun.. tadi ia meninggalkan ketiga orang itu, yang seharusnya tak boleh ditinggalkan.. terutama bila jumlahnya ‘bertiga’. Karena sesungguhnya ada dinding diantara mereka yang biasa disebut ‘cinta segi tiga’.. yuto... menyukai arina sejak baru masuk kuliah. Namun arina yang ternyata dapat satu ruangan dengan yama, mulai menyukainya.. hingga hari ini. Walaupun begitu, mereka tidak resmi pacaran. Hanya sering berjalan bersama.. mungkin yamada hanya menganggapnya teman biasa.. atau mungkin juga yamada sudah mulai menyukainya... di saat seperti itu. Hanya ‘bertiga’.. yuto tak bisa berkata apa-apa. Arina yang terlihat ceria mengobrol dengan yama, membuat yuto diam seribu bahasa.. sampai akhirnya yuto meninggalkan mereka dan menghampiri yabu dan hika yang kebetulan juga berniat menghampirinya..
Di sisi lain.. chinen yang tadi sempat tertawa ceria, kini menjadi tenang membaca mail dari runa.. sepertinya runa yang tadi terpukul, kini sudah lebih baik sehingga ia mulai bisa membalas mailnya yang sedari 30 menit tadi tak di balas...

From : Eri Runa-chan
Mungkin memang benar.
Iya. Aku mengakuinya. Yamada-senpai ga suki desu.
Apa maksud chinen-senpai, orang yang menyukai yamada-senpai itu arina-san yang tadi datang ke ruang klub?

From : Chinen-senpai
Aku benar... ternyata kau memang menyukainya ya Runachan..
Kalau memang iya.. Yang menyukai yamada itu arina, kenapa?
Sebaiknya kau cepat menjauhi yamada. Jaga jarak setiap berkomunikasi. Dan berhati-hatilah.
Aku hanya takut kau tersiksa pada akhirnya bila kau terlanjur sangat menyukai yamada.
Dunia kalian berbeda. Kalian masih tak saling mengenal..
Sedangkan yamada dan arina, sudah lama bersama. Dan sering mengujungi rumah masing-masing. Orangtua mereka pun sudah mengenal yamada atau arina dengan baik, apa kau tau itu?
Karena itu.. sebaiknya kau cepat mundur..

Setelah mail itu terkirim. Lagi-lagi.. Runa tak membalasnya. ‘Sepertinya ucapan ku terlalu keterlaluan ya?’ kata chinen dalam hatinya. Namun tak lama kemudian, runa membalas mailnya. Hanya berselang waktu 10 menit. Tak selama yang tadi..

From : Eri Runa-chan
Aku akan berusaha melupakannya

Hanya sebaris kata itu saja isi mail-nya.. chinen tersenyum. Entah kenapa mengetahui jawaban mail itu membuatnya sedikit lega. ‘Ternyata runa gadis yang baik..’ itu pikirnya. Jawabannya itu bukanlah jawaban dari seseorang yang sedang sebal dan dengki hatinya, ataupun seseorang yang sedih dan putus asa. Tapi dari orang yang bisa melepaskan dan membuka hati dengan ikhlas untuk segala kemungkinan..
Chinen membalas mail itu dengan jawaban yang singkat yaitu motion dari wajah tersenyum :)
Namun ia teringat untuk sesuatu. Jadi dia mengirimkan 2 mail. Setelah mail yang berisi motion tadi sempat terlebih dulu terkirim.

From : Chinen-senpai
Oiya! Gomen ne karena tadi siang dan tadi, aku sampat bicara terlalu serius ya..
Sepertinnya aku sudah kelewatan padamu Runachan.. gome ne>.<

Ternyata runa dengan cepat membalasnya.
Dan kini, runa yang membalasnya dengan motion senyum

‘ternyata chinen masih tetap sama dengan yang dulu ya.. tetap yang baik hati.. aku jadi malu pada diriku sendiri yang tadi sempat berprasangka, chinen sudah berubah menjadi dingin..’ pikirnya
Namun tiba-tiba air mata runa menetes..
“eh? Kenapa aku menangis?”
Runa tak percaya dan tak mengerti dirinya lebih tepatnya
dia memang berusaha ke Jepang dengan niat 80%nya hanya untuk melihat yamada. Dan dia sama sekali tak mengira hal seperti ini akan terjadi. Sungguh hancur hatinya.. impiannya tentang dunia ‘Jepang’ yang ia bayang kan selama ini telah lenyap seketika. Hilang tak berbekas. Yang ada hanyalah perasaan sakit dan hampa karena perjuangan kerasnya ke Jepang tidak berhasil melukiskan seulas senyumpun di wajahnya.
Walau begitu, Dia ingin menjadi gadis yang baik. Merelakan yamada pada orang lain demi senyum di wajah pria yang disukainya itu. Dia bahagia asalkan yamada bahagia.. dia tak mau memaksakan kehendaknya. begitu pikirnya. Namun kenapa.... air matanya mengalir deras? Kenapa hati runa terasa sesakit ini?.. itu yang dirasakannya
Dia bingung.. namun saat itu juga, runa sangat ingin berteriak hingga suaranya tak ada lagi..
Menghilangkan beban berat dalam hatinya yang sejak tadi ternyata tertahan dan tidak bisa keluar, namun sekarang sudah  tak terbendung lagi. Dia berlari keluar kamar menuju balkon apartemennya. Lalu menarik napas dan mulai berteriak. Tak peduli akan orang yang tinggal di sebelah nya. Saat itu dia tak bisa berpikir jernih. Untung nya saja tak ada orang yang keluar untuk menegur gadis ini.. berteriak sekuatnya.. “YAMADA BAKAAAA!!!!!!!” Itu lah yang diteriakannya.. tak peduli orang lain akan mendengarnya menyebutkan nama dari orang yang terkenal itu. Mungkin orang-orang hanya berpikir ‘ah.. mungkin yamada yang lain..’ karena di Jepang itu yang memilliki nama yamada bukan hanya satu orang. Atau ‘mungkin masalah fangirling biasa...’ pikir seseorang

Sedangkan yamada di ruang pesta... tiba-tiba merasakan denyut jantung yang berbeda dari biasanya. Entah kenapa.. tapi untuk sesaat rasanya sesak..

Setelah merasa puas berteriak.. gadis itu mulai melangkah masuk menuju kamarnya.. langkahnya kali ini terasa berat. Wajahnya lengket saat jemari kecilnya mencoba meraba di depan cermin pada kamar mandi. Matanya sungguh merah karena menangis tadi.. berkali-kali ia mencoba membasahkan wajahnya dengan air dan mengusapnya.. namun matanya yang kemerahan itu tidak bisa pulih dengan cepat..
Lelah... itu yang lebih tepatnya dirasakan runa. Hari pertama masuk Todai. Diawali kesialan yang membuat malu, lanjut dengan kejutan tak terduga, lalu pernyataan yang menyesakkan dari seorang chinen, yang sangat sukses membalik harinya itu manjadi terasa kelam.. entah kenapa semua itu harus terjadi sekaligus dalam satu hari... kepala runa terasa amat pusing.. membuatnya mulai tak bisa mengontrol tubuhnya yang seberat 42 kg dan tingginya yang 168cm itu, dia membaringkan tubuhnya di kasur... dan memejamkan mata.. lelah yang dialaminya, mendorong gadis yang lahir tanggal 7 april ini untuk tidur.. dan tak sampai hitungan 5 detik. Gadis ini sudah tertidur pulas.. entah bermimpi apa dia dalam tidur tenang nya yang tak bergerak sedikitpun dari posisi telengkupnya dari awal.. namun tanpa disadari.. dia menangis.. dan, mengiggaukan nama yamada berkali-kali.. lebih tepatnya ‘aishiteru yo ryosuke..’ itu yang dikatakannya..


>>>TO BE CONTINUED>>>>
Next is >> part 2

Minna, comment ya~ ;)
Sejujurnya, aku ga begitu ngerti ama dunia kampus/per-kuliah-an.. ehehe
Karena author nya sndiri masih SMA..
tapi tak lama lagi akan segera ke tingkat “itu” juga kok. yay! xD haha
Jadi, bagi reader-san yang bisa mengoreksikan, kasih tau ya kalo ada yang salah.. ^^
よろしく~

pic <3

MURAS(ai)KI-むらさ
Author : Veronica (orange mint)
Title : MURAS(ai)KI >> part 2
English title : PURPL(ov)E
Story Language : Indonesia
PG : smua umur
Genre : romance
Story chara : Hey! Say! JUMP dan beberapa OC (anggap aja kamu sbg salah satu dari OC tsb)
Im NOT Aya!
“we miss u Aya-chan…”

Ke esokan harinya di Todai.. runa datang dan bersikap seperti biasanya. Tersenyum ceria seolah tak ada yang terjadi. Lebih tepat nya dibilang runa ingin melupakan kejadian kemarin dan mencoba sebisa mungkin untuk membangkitkan keceriaannya
Dari belakang chinen datang dan menepuk pundaknya “Ohayo!”
Aa! Ohayo senpai” runa membalas sapaannya dengan senyum dan lambaian tangan yang juga di sambut dengan lambaian tangan ceria dari bocah laki-laki itu sambil berlari
‘benar-benar chinen yang ceria.. mungkin setiap pagi di Horikoshi dulu, ini yang selalu dia lakukan pada teman-teman nya ya.. haha.. senangnya seperti mimpi, kini aku yang mendapat sapaannya’ tanpa sadar runa melamun memikirkan itu, membuat konsentrasi di otaknya tidak 100% memikirkan jalan yang ia tapaki, dan apa yang ada di hadapannya
‘BRUUUKK’
Runa menabrak sisi belakang badan seseorang yang sepertinya itu laki-laki.. “aa... sumimasen.. hontou ni sumimasen..” runa menundukan badannya dan meminta maaf sebaik mungkin agar sekiranya orang yang ia tabrak itu tidak marah karena kecerobohannya
“iie.. daijobu.. angkat badanmu, aku jadi tidak enak kalau kau meminta maaf sampai seperti itu..”
“un.. hai..” runa mulai mengangkat kepalanya. Namun sebelum runa sempat melihat wajah dari pria bertubuh tinggi itu. Wajahnya berbalik dengan cepat
“OIII!!!” teriak seseorang dari kejauhan, runa tak dapat melihat sosok orang yang berteriak itu, namun dengan sigap orang yang menabrak runa tadi langsung membalik tubuh tingginya yang kira-kira 177 cm lebih itu dan berlari menuju arah suara orang yang berteriak tadi.. runa hanya diam dan menatap kepergiannya dengan bingung.
‘ah. Udalah’ pikir runa, dan meneruskan jalannya
Runa berjalan menuju ruang klub, karena runa tidak ada jam kuliah pagi.. kuliahnya dimulai 2 jam lagi. Jadi dia memutuskan untuk belok sebentar, ke arah klub. Sekedar menengok apakah sudah ada yang datang atau tidak. Runa melihat jam biru langit yang melingkar di salah satu pergelangan tangannya itu, dan jarumnya menunjuk ke angka 8. Lalu runa membuka pintunya perlahan..
“sumimasen...” ucapnya kecil bermaksud berjaga-jaga untuk salam
“Hei!” ryuu datang menepuk pundak runa dari belakang dan membuatnya terkejut
Runa menepis tangan ryuu di pundaknya “kau mau bikin aku jantungan? Pagi-pagi masih sepi begini.. kau mengaggetkan ku…”
“haha… gome. Gome..” ryuu hanya tertawa kecil melihat wajah runa yang mulai cemberut karena hasil ulahnya tadi
Namun tiba-tiba tawanya berhenti dan memperlihatkan ekspresi bingung di wajahnya pada runa, seakan sedang memperhatikan sesuatu..
“eh.. erichan.. kau memakai make up ya? Ada apa?” celetuk ryuu itu mengaggetkan runa
Namun runa hanya terdiam tak menjawab, dan menunduk, mengalihkan pandangannya dari yang tadi cemberut menatap ryuu, jadi melirik ke kanan sisinya untuk menghidar. Runa tak ingin ia menjawab pertanyaan ryuu itu dengan jujur. Bahwa dia sebenarnya memakai make up pada hari ini adalah untuk menutupi wajah nya terutama mata, yang mungkin masih terlihat bekas-bekas dari tangisan nya kemarin. Runa tak ingin ryuu mengetahuinya dan dia tak ingin membahasnya lagi.
Ryuu merasa agak aneh dan terkejut “Ah… gomen. Tidak seharusnya aku menanyakan itu. Aku hanya kaget saja melihatnya. Karena kemarin kau tak pake make up. Benar-benar natural. Tapi kau juga cocok kok memakainya. kau pakai make up, ataupun tidak, aku suka..” dengan senyum santai ryuu mengatakannya.
Runa terkejut, dan membuat kedua bola matanya yang tadi melirik kesekitar, mulai terpusat pada ryuu. Dengan raut penuh Tanya.. lalu tiba-tiba tertawa kecil
“eh. Ah. Gome.. maksud ku bukan itu… hehe..” ryuu menjawabnya terbata-bata. Karena mungkin merasa tak enak.. suasana jadi mulai canggung
“ikou!” Ryuu menarik tangan runa spontan. Dan berjalan memasuki ruangan klub
Ulah ryuu yang kedua ini membuat wajah runa mulai memerah
“Ohayo!” salam ryuu keras. Seperti orang yang dengan yakin, berpendapat bahwa salamnya itu pasti akan segera di balas dengan semangat oleh orang yang mendengarnya
Dan ternyata ryuu benar. “Ohayo Ryuu~” yuto dan keito yang sudah ada di dalam ruangan klub itu membalas salamnya dari posisi duduk mereka di depan cermin besar pada ruang klub ini.
“Yo!” suara yamada.. ukh. ‘Lupakan! yamada tidak tahu kalau kemarin aku menangis karenanya. Dia menyapa dengan ceria pagi ini. Oleh karena itu aku pun harus berusaha sebaik mungkin untuk bersikap biasa. Agar dia tak curiga, dan tak akan ada yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan aneh untuk menanyai keadaan ku bila sekiranya mereka pikir aku sedikit aneh hari ini. Karena pertanyaan itu akan membuat hatiku kambali tak nyaman dan mengingatkanku pada kejadian yang kemarin... kejadian dan hari yang ingin aku lupakan’ pikir runa dalam hati..
“Ohayo Yama-senpai! ” runa mulai menyapanya dengan senyum
Dan laki-laki yang baru saja ia sapa itu pun membalasnya dengan mengangkat tangan tanda sapa ‘Hi’.. lalu tiba-tiba menghampirinya..
“kau pakai make up?” tanya nya polos
Untuk se-per-sekian detik runa sempat terkejut dan bingung akan menjawab apa pada pria yang kini mengamati wajahnya dengan teliti dan senyum khasnya itu
“memangnya aku tidak boleh pakai make up, ha? hehe” akhirnya kata itulah yang keluar dari mulut runa. Dan dia beranggapan memang itu ucapan yang terbaik saat ini, untuk mengalihkan perhatian yamada dari mukanya yang nyaris saja membuatnya jatuh pingsan karena jantungnya berdebar kencang dan agar runa tidak harus menceritakan kejadian sebenarnya itu pada yama
“hahaha... tidak apa-apa kok. Cuma tanya saja. Soalnya kemarin kau tak pakai make up kan? Aku hanya aneh melihatnya. Hehe tapi kau tetap manis kok ^^ ” ucapannya sama dengan ryuu, dan dia dapat dengan mudah mengatakan kata yang terakhir itu lalu kembali berjalan ke arah lain.. membuat hati runa semakin berdebar.
‘ouwhh.. yamada. Ku mohon hentikan.. onegai... jangan buat aku jadi berharap pada mu... jangan buat hatiku semakin tak karuan... ku mohon.’ Itu pikir runa yang menunduk karena kalimat yama tadi.. namun runa tetap harus berusaha tersenyum seperti biasanya. Dia mulai menormalkan kembali posisi kepalanya yang tadi tertunduk, dan menatap kedepan.. ‘eh?’ runa heran melihat siapa yang di pojok kanan ruangan itu.. ‘itu keito dan yuto kan? Siapa yang di sebelahnya? Sepertinya pernah bertemu…’ menatap bingung dan mengrenyitkan alisnya sedangkan kedua bola matanya sibuk mengamati 2 sosok pemuda yang ia kenal juga 2 sosok lagi yang tak dikenal tepat di sebelah yuto dan keito.. dan mereka kalihatannya bercenda-gurau dengan akrabnya.. runa yang terdiam heran, sepertinya memasang wajah penuh Tanya yang terbaca oleh ryuu  di samping nya
“ah! INOOCHAN! YABUCHAN! Hwaaa… ada apa? Tumben-tumbenan main ke kampus.. haha. Biasanya kalau ada perlu langsung kerumah..” dengan wajah cerianya bagai anak kecil yang mengejar tukang balon, ryuu menghampiri mereka. Sementara runa tediam kaget. Matanya terbuka lebih mesar dari biasanya karena ia tak percaya apa yang baru saja ia dengar itu. Tepatnya yang di ucapkan ryuu..
‘WHAT THE??!! INOO?! YABU??? OMG!!!’ teriakan di hatinya yang bertanya-tanya seakan ingin menyeruak
Runa tak percaya apa ini benar-benar nyata? Runa lupa kalau niatnya bertemu 7, pasti juga akan bertemu BEST yang sangat akrab dengan 7 itu. Karena fokus pikiran runa hanya tertuju dan memikirkan 7 saja. Bagaimana mencarinya yang telah cuti kerja? Hanya itu misi di hatinya.. dia benar-benar lupa dengan BEST. Dan sungguh keberuntungan, karena kemarin dia sudah bertemu dengan 7 lengkap, lalu kini di hadapannya ada 2 member BEST yang ia lupakan...ya ia sungguh rindu akan BEST.. ‘kalau hari ini saja aku sudah bertemu 2 member BEST, maka bukanlah mustahil dalam waktu dekat pun aku akan bertemu sisanya’ pikir runa. namun ia harus jaga sikap agar tidak histeris seperti fans pada saat konser.. berusaha untuk tenang... walau sebenarnya di hati runa mungkin suara teriakan yang di tahan itu dapat membuatnya gila. ‘AKU SUNGGUH FANS YANG BERUNTUNG! haha’ hatinya tidak bisa diam
“na... Runa! Sini~ ^^ ” suara yamada yang memanggil itu menyadarkan runa dari dunianya sendiri yang nyaris membuatnya hilang akal itu, untuk kembali membuka mata pada dunia nyata. Agar tidak sampai gila beneran. Sepertinya runa harus berterimakasih karenanya.
“e? Hai?” runa mulai melangkahkan kaki nya satu-persatu menghampiri yamada yang sedang berkumpul dengan KAWAN-KAWAN nya itu LHO! ‘Aduhh..‘ runa mulai tak nyaman. Hatinya bergemuruh keras layaknya seorang gadis yang akan di cium oleh pasangannya. Bagaimana tidak berdebar-debar? Melangkah berjalan mendekati seorang idola yang dulunya untuk melihat sepintas saja SANGAT MUSTAHIL, nah sekarang justru di suruh menghampirinya! OMG... langkah kaki runa terasa lebih berat dari biasanya.. senyum tak tertahan sudah mulai terlukis di wajah gadis yang penyuka coklat ini..
Akhirnya langkah runa berhenti tepat di sebelah yama dan ryuu “ada apa?” runa melihat inoo dan yabu yang masih mengobrol dengan yuto menghadap arah lain.
“mumpung ada kau, dan yabu juga inoo, jadi aku hanya ingin memperkenalkan kalian saja..” jawab yama
“aku sudah cerita tentang mu, bahwa kau adalah fans kami yang berasal dari Indonesia, dan semua kejadian saat pendaftaran kemarin.. hehe.” Lanjut ryuu di susul anggukan dan senyum yang seakan mengatakan ‘iya’ dari yama.. ‘eh?!!’ runa tak percaya, dan Ucapan ryuu itu membuat runa semakin berdebar
“yabuchan, inoochan, ini runa yang kemarin kami ceritakan.” Yamada memanggil inoo yang berdiri dengan celana jeans hitam dan kemeja biru memegang minumannya dan yabu yang duduk terlihat sedang mencoba gitarnya keito itu di sebelahnya. Lalu mereka semua menatap runa dalam sekejap setelah yamada memanggil mereka.
Inoo yang tadi tersenyum saat mengobrol dengan yang lainnya itu, dalam seketika senyumnya lenyap, matanya terbuka lebih lebar dari biasanya seakan tak percaya akan sesuatu saat ia mencoba menoleh ke arah runa. Inoo menjatuhkan minumannya kelantai, membuat lantai di sekitar laki-laki yang kini berumur 25 tahun itu basah karenanya.. yabu yang tadi nya bermain gitar dengan ceria, menghentikan gerak tangan petikan gitarnya dalam seketika setelah ia mendangak ke atas melihat runa. dan runa kini semakin terkejut dan bingung saat ia melihat tepat didepan matanya seorang INOO Kei yang ia kagumi itu menitikan air mata tiba-tiba..
“...ayachan?” nama itu di ucapkan kei dengan nada kecil dan terbata-bata saat menatap runa. Lalu seketika inoo jatuh lemas terduduk. Dengan sigap yabu menghampirinya dan mencoba menenangkannya yang kini sepertinya menangis tersedu, tertunduk memegang kepalanya.
Runa hanya bisa terdiam tak mengerti.. dan tak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang sebaiknya.. ‘apakah aku berbuat kesalahan? Siapa itu aya?’ tanya nya dalam hati walau ia tahu pertanyaan itu tidak akan terjawab oleh dirinya sendiri. Runa ingin sekali ikut menenangkan kei.. namun ia pikir alangkah baiknya kalau dia yang orang luar dan bukan siapa-siapa dalam pergaulan mereka ini, hanya diam dan cukup diam saja.
Sementara itu yamada dan yang lainya sibuk membicarakan sesuatu dan menenagkan kei..
Runa merasa keberadaannya saat ini hanya menjadi beban dalam situasi ini. Sehingga runa mulai mengambil langkah mundur perlahan sebelum akhirnya ia memutar tubuhnya untuk berjalan menuju pintu. Namun saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu, seseorang dari arah luar membukanya..
Runa terkejut.. dan yang datang itu adalah chinen yang telah selesai dengan pelajaran pertamanya itu dan dibelakangnya.... ‘eh? Daiki ka?!’ sungguh hari kejutan bagi runa.. berbagai hal yang tak bisa dipercaya terjadi sejak kemarin saat ia mulai kuliah di tokyo ini..
“eh?” daiki kaget melihat runa di depan pintu. Namun runa hanya menundukan badannya menandakan maaf atau ‘sumimasen..’ untuk permisi pada daiki
“runa, matte!” chinen memanggil runa yang sudah selangkah berada diluar ruangan untuk kembali. Runa yang sulit menolak panggilan senpainya itu karena takut merasa tak enak, mau tak mau ia masuk kembali
“YOO~~” teriakan semangat daiki... hanya dibalas oleh keheningan suara ruangan yang kini tampaknya tak enak..
“doushite?” dengan senyum khasnya, chinen menghampiri yamada dan terkejut melihat inoo yang menangis.. yamada terlihat membisikan sesuatu pada chinen, hal itu membuat daiki mulai merasa penasaran dan menghampiri sekawanannya mereka itu. Setelah yamada selesai dengan hal yang di bisikannya itu, chinen langsung menoleh menatap runa yang berdiri di depan pintu dengan tatapan penuh luka dan kesedihan. Lalu dia menghampiri runa..
“kau bukan aya... sudah lah.. pantas aku sepertinya sangat merindukan mu di saat pertemuan kita kemarin.. aku juga merasa aneh dan hatiku sakit saat berinteraksi dengan mu..”
Runa semakin tak mengerti apa yang terjadi..
Daiki yang sepertinya sudah diberitahu oleh yuto itu, membisikan sesuatu pada kei “itu bukan aya... kau tak usah merasa tertekan.. tersenyumlah, karena bila melihat kau tersenyum, aya pun akan ikut tersenyum disana..”
Sebenarnya runa tak mengetahui apa yang tadi di bisikan daiki pada inoo, namun setelah bisikannya itu, inoo mulai mengangkat kepalanya yang sedari tadi terus tertunduk dan terdiam, lalu ia mulai berdiri..
Runa merasa tertekan atas suasana yang tak ia mengerti ini, sehingga itu mendorong hatinya untuk berani menanyakan sesuatu.. “apa maksudnya ini? Aku tak mengerti...”
Pertanyaan runa itu, mengundang senyum lembut daiki... lalu ryuu menghampirinya.
“kemarilah, dan duduk dengan kami.. ” bahasa ryuu saat itu sungguh lembut. Karena biasanya dia penuh ceria.. runa pun menurut.. setelah mereka duduk bersama, ryuu mulai menjelaskan situasinya..
“saat kei memandang mu tadi, dan menangis, itu karena kau sangat mirip dengan adiknya perempuannya yang telah tiada.. Ayashi Inoo.. mungkin kau bertanya-tanya, bukan kah inoo hanya memiliki 1 adik perempuan nya dalam biografi seorang inoo member Hey Say Jump, kan? Itu karena inoo tidak ingin mencantumkan adiknya yang 1 lagi.. dan adik nya yang sudah tercantum itu memang sudah terlanjur di ketahui lebih dulu oleh para fans. Jadi ya apa boleh buat.. tapi inoo masih berusaha untuk melindungi sang adik lainya, yang merupakan anak bungsu di keluarganya itu. Inoo sangat menyayanginya, begitu juga ayashi yang sangat mengilai kakak laki-lakinya itu. Ayashi anak manja namun penurut dan gadis yang manis.. jadi inoo sangat terkejut begitu tahu tiba-tiba ada gadis sepertimu yang sangat mirip dengan adik yang disayanginya itu.. dan apa kau tahu kenapa tadi chinen berwajah sedih lalu menghampiri dan mengatakan itu padamu? Itu karena...”
“ayachan adalah gadis yang aku sukai... dan selamanya akan selalu kusukai..” belum selesai ryuu berbicara, chinen memotong dan menjelaskan itu dengan mulutnya sendiri..
Kini runa hanya bisa terdiam. Tak disangka ada peristiwa seperti ini dalam kelompok Hey Say JUMP yang di idolakannya itu.
“anoo.. bisakah.. jelaskan tentang kepergiannya ayashi-san? Ah.. em.. kalau tak bisa juga tak apa-apa kok.. gomen..”  ucapan tanya runa itu membuat mereka saling menatap mata masing-masing, hingga akhirnya signal anggukan pelan dari inoo membuat yamada angkat bicara...
“saa.. ne. Runa. Kami akan memberitahu mu sedikit tentang ayashi.. adik inoo itu...”
ayashi  meninggal di usia 15 thn...
belum resmi brpacaran dgn chinen karena mereka tak pernah menyatakan perasaan masing-masing, walau sebenarnya mereka saling menyukai..
hal itu membuat chinen menyesal... karena ayashi sudah terlanjur pergi untuk selama-lamanya sebelum chinen menyatakan perasaannya itu...
perbedaan umur kei dan ayashi adalah 5 tahun.
ayashi meninggal karena kecelakaan yang terjadi di pesisir pantai... usia kei saat itu 20 thn.. dan hari meninggalnya ayashi...
adalah hari dan jam yang sama dimana ujian kelulusan dimulai bagi chinen yang saat itu berusia 18 thn.
kei tak ingin menggangu chinen, oleh karena itu chinen mengetahui kabar ini setelah ia pulang sekolah.
sekuat tenaga... sebisa munkin chinen menuju kediaman keluarga inoo itu. Namun yang dilihatnya hanyalah sebuah peti hitam dengan seorang gadis yang tersenyum manis di dalamnya terselimuti kain putih. Terdapat perban yang menandakan sebenarnya pertolongan medis telah berusaha dilakukan sebelum ia benar-benar tak tertolong. Saat itu kami para JUMP yang juga sangat dekat dengan ayachan, menghadiri pemakamannya atas izin Johnny-san.
Yamada menceritakan itu dengan suara pelan namun tetap terdengar. Terlihat raut wajah chinen yang nyaris menangis kalau bukan karena ia tahan daritadi, pasti air yang berasal dari mata itu sudah membasahi wajah imutnya yang biasanya ceria itu...
“.... nama mu... runa ya?..” tanya inoo pada runa, membuatnya sedikit kaget.
“ah. Hai..”
“boleh kah... aku memelukmu sebentar? Sekali saja...” suara inoo melemah, dan terlihat sedih.. membuat runa tak tega menolaknya walau mungkin nanti ia akan berdebar saat di peluk.
“... iya..” jawab runa. Dan dengan satu gerakan dari posisi duduk kei itu, kei langsung merangkul runa dengan lengan panjangnya. Memeluk dengan posisi berdiri dengan lututnya dan lagi-lagi nyaris menangis
Runa bingung apa yang harus dilakukan.. namun perlahan tangannya mulai bergerak untuk membalas pelukan kei. Dengan tangan kecilnya yang tak sebanding dengan tangan kei, runa mulai mengusap lembut punggung laki-laki yang memeluknya itu, seakan berkata ‘tenanglah...’
“bila aya-chan masih hidup… mungkin usianya sama dengan mu…” bisik kei dalam pelukannya itu
Setelah itu, inoo dan runa saling melepaskan pelukan masing-masing, dan sedari tadi para JUMP yang lain hanya terdiam dan memandangi.. karena mereka paham, seberapa besarnya rasa rindu dan cinta seorang kei pada adik yang palling disayanginya itu
“ah! Inoo-san.. aku baru ingat kau yang tadi menabrak ku kan? Pantas sepertinya tadi aku merasa pernah melihatmu..”
“eh? Gadis itu kau? Mm.. aku tak mengtahui nya karena kau menunduk meminta maaf, sedangkan aku juga bergegas di panggil oleh yabu.. makanya. Aku baru mengetahuinya dan terkejut saat melihatmu disini tadi.. terkejut bahwa kau memang sangat mirip aya...” suara inoo mulai sedu.. lalu tiba-tiba ia ingat sesuatu..
“hari ini kau kuliah berapa pelajaran?” inoo bertanya pada runa dan membuat runa terkejut kenapa seorang inoo bertanya seperti itu padanya
“hmm.. hanya 2.. sebentar lagi yang pertama akan dimulai, lalu yang kedua akan mulai 2 jam setelahnya... ada apa inoo-san?”
“panggil Inoo-kun saja. Oh.. aku bermaksud mengajak mu kerumah ku, apa kau mau?” JUMP lain yang ada di situ sedikit terkejut pada pertanyaan inoo itu. Namun mereka tidak bisa melarang karena memang itu terserah inoo..
“e? Ah... ok... tapi untuk apa aku ke rumah inoo...-kun?”
“aku hanya ingin mengajak mu berkunjung, dan... lebih mengenalkan mu pada sosok ayashi inoo.. bagaimana? Kalau kau setuju, aku akan tunggu di sini bersama yang lain hingga kau selesai dengan pelajaran pertama mu itu, lalu kita akan naik mobil ku, mobil yang tadi aku dan yabu gunakan kesini.. kita menuju rumah ku. Dan sesudah itu, aku akan mengantarmu kembali ke sini sebelum pelajaran keduamu itu dimulai..”
Runa berpikir sejenak akan jawabannya dan akhirnya iya pun menyetujuinya.. lalu ia bergegas pamit untuk mengejar waktu dengan pelajaran pertamanya itu. Bergegas berlari menuju gedung utama lalu menaiki tangga-demi tangga. Namun dalam hatinya masih saja memikirkan peristiwa yang tadi terjadi.. mungkin runa masih sulit untuk percaya.. begitupun juga inoo, yang tak percaya bahwa ada gadis di dunia ini yang Entah kenapa sangat mirip dengan adik nya.

Waktu berlalu.. dan jam pertama runa pun selesai. Seperti yang telah di janjikan inoo, kini dia tengah menunggu runa turun tangga dan keluar dari ruangannya itu, lalu mengajaknya pergi. Menunggu di depan gerbang dengan yabu yang sudah duduk didalam mobil. Tak lama kemudian sosok runa mulai terlihat dari begitu banyak orang, ia berlari kearah inoo dengan terburu-buru, takut kalau ia akann membuat kesal orang yang ia kagumi itu. Inoo yang melihatnya mulai tersenyum seperti seorang ibu yang baru saja menemukan anaknya yang tersesat dan hilang.
Akhirnya runa berdiri di depan kei setelah tadi sedikit lelah berlari, membuatnya harus menormalkan pernapasannya yang ter-engah-engah untuk beberapa detik “sumimasen..” katanya meminta maaf karena ia pikir mungkin ia sudah membuat inoo menunggu terlalu lama
 Inoo hanya tersenyum “ikou!” ia membukakan pintu tempat duduk di begian depan. Disebelah bangku kemudi, membuat runa heran, kenapa runa yang duduk di situ? Apa boleh? Runa mengangkat kaki untuk mulai mesuk ke dalam mobil yang berukuran tak terlalu besar dan hanya untuk sekitar 4 atau 5 penumpang itu. Mungkin karena itu mobil pribadi yang tudak di pergunakan untuk beramai-ramai. Yabu yang membaca gelagat bingung dari runa itu, menyeletuk “aku duduk dibelakang.. tidak apa-apa. Keu didepan saja dengan inoo..” ucapan yang disusul senyum dari seorang yabu itu membuat runa sedikit lega karena memang jawaban yabu tepat sasaran dengan apa yang ia bingungkan tadi
Kei mulai menyalakan mobilnya dan berjalan.. mereka berangkat. Selama di perjalanan, runa berusaha sebaik mungkin untuk menjaga duduk dan tingkah lakunya, karena sejujurnya ia sangat gugup.. bagaimana tidak gugup? Dia satu mobil dengan seorang inoo dan yabu yang merupakan idolanya itu! Dan untuk pertama kalinya ia menjadi satu-satunya perempuan dalam sebuah mobil pribadi yang penumpang lainya adalah pria. Dan ia berpikir, betapa beruntung nya ia bisa menaiki mobil dari member JUMP ini. Runa hanya duduk manis dan sesekali memandangi mobil yang ia naiki itu. Sungguh mobil dengan warna classic. Berwarna sederhana, tak terlalu mewah dan mencolok. Sangat cocok dengan kepribadian kei. Namun Kei sepertinya mengerti kalau runa sedari tadi memang gugup.. “haha.. Relax..” ucapan tiba-tiba inoo itu mebuat runa terkejut dan menunduk malu.. “hehe.. iya..” runa hanya tertawa kecil mengakuinya
Setelah perjalanan yang tak sampai setengah jam itu. Akhirnya mereka sampai di kediamannya keluarga inoo. Runa tak henti-hentinya tercengang melihat ke sekeliling. “kau gadis pertama yang masuk kerumah ku..” kata inoo sambil menepikan mobilnya. Lalu beberapa orang berseragam hitam menghampiri, dan memberi salam penghormatan padanya. mereka turun dari mobil. Awalnya keberadaan runa di pandang dengan mata heran oleh para orang berbaju hitam itu. Namun mereka tetap menghormati nya.. inoo, yabu, dan runa, menapaki satu persatu tangga di hadapan mereka sebelum membuka pintu besar yang ada di depannya. Inoo memimpin langkah jalan mereka, dan membuka pintu.. terlihat sedikit demi sedikit dari celah pintu yang terbuka, sungguh rumah yang hebat..
“Okaeri Nii...chan? aya!?” seorang gadis manis menghampiri dengan baju rapi dan senyum cantik seakan mengisyaratkan ia sudah siap pergi.. namun senyumnya lenyap seketika dan berubah jadi wajah terkejut juga heran saat menatap kedatangan runa.. dan nama ‘itu’ muncul lagi..
“aki, kau sudah mau pergi?” tanya inoo sambil meletakan tasnya di meja terdekat
Gadis itu menghampiri inoo, atau disini.. dipanggil kei.. “iya... nichan! Dia siapa? Pacarmu? Dia... mirip aya..” dia bertanya, dan menunjuk runa, namun runa tak bisa mendengar apa isi pertanyaan nya, kerena gadis itu menarik tangan kei untuk membuat jarak yang agak jauh, sebelum ia mulai bertanya tadi.. “kau... menyadarinya juga ya?.. dia memang mirip aya. Makannya ku ajak kesini.. tapi dia bukan pacarku.. dia teman kampusnya chinen..” jelas kei
“... sou..” gadis itu hanya mengangguk setuju dan mengerti atas penjelasan sang kakak. “ayo sini, aku kenalkan!” kai menarik tangan gadis itu dan menghampiri runa yang berdiri di sebelah yabu..
“Runa, ini aki, adik ku yang tercantum di biografi ku sebagai seorang JUMP. Jadi mungkin kau sudah oernah mendengar namanya” kei memperkenalkan gadis itu, atau biasa di panggil aki, di rumah ini. Dan aki pun menyodorkan tangannya untuk berjabat dengan runa
Runa pun menyambut tangan aki “domo.. runa eri desu.. Indonesia-jin. sepertinya aku lebih muda 2 tahun darimu, aki-san.. yoroshiku” dengan senyum dan membungkukan badan, runa mencoba se-sopan mungkin..
“wahh.. indonesia-jin? Nihon-jin jaanai ka?”
“hai.. ^^ ”
“ seorang gadis indonesia, yang sangat mirip dengan aya.. aku jadi rindu sosok nya...” pandangan aki mulai sedu, entah kenapa hati runa sakit melihatnya ia seperti telah melukai hati seseorang padahal dia sendiri tidak melakukan apa-apa.. akhirnya aki memutuskan untuk pergi, karena hp nya berdering tiba-tiba, sepertinya ia sudah di kejar waktu, dan berlalu melewati runa begitu saja.. runa merasakan bahwa mata aki tak mampu melihat sosoknya karena ia tak kuat bila harus menahan tangis.. kei pun hanya terdiam melihat perginya aki. Lalu ia mengajak ku menemui orang tuanya.. dan kejadian yang sama berulang. Ekspresi kaget dan sedih yang sudah bisa di tebak dari raut wajah kedua orang tua kei yang kebetulan sedang berada di rumah itu, membuat hati runa semakin sakit.. seperti telah melukai orang lagi.. belum lagi ibunya yang sempat memeluk runa spontan, dan menitikan air mata..
Setelah itu.. kei mengajak runa melihat-lihat kamar aya.. di lantai dua dekat tangga tengah..
“dia gadis yang ceria dan energic, karena itu dia meminta kamarnya yang paling dekat tangga agar lebih mudah berlari turun kebawah setiap pagi..” kei menjelaskan pada runa mengenai kamar aya itu, walaupun runa tak memintanya.. kei sungguh baik hati, benar-benar beruntung, aya disayangi oleh kakak mecam dia..
Kei membuka pintunya dengan kunci berwarna emas yang ia genggam dari saku celananya.
“kamar ini tak pernah berubah sejak hari kepergiannya aya-chan.. douzo..” katanya sambil membuka pintu kamar itu
Terlihat kamar yang rapi.. indah dan tenang. Sungguh membuat hati nyaman menetap di sini.. namun tiba-tiba mata runa mengarah pada meja di sebelah lemari besar, dia tertarik akan foto seorang gadis cantik berbaju merah memegangi topi jeraminya, dalam bingkai biru yang di letakan di atas meja dengan berwarna coklat kayu dan ukiran indah itu.. di situ tertulis, ‘aya-chan 14 years old in my birthday.. taken by. Kei inoo’
“itu foto aya..” suara tiba-tiba kei itu membuat runa terkejut.
“foto itu diambil saat hari ulang tahunku.. kita berjalan-jalan, ia meminta untuk duduk dan beristirahat sejenak.. lalu aku memotretnya dengan iseng, tak di sangka hasilnya akan bagus..” lanjut kei. Lalu runa mengangkat bingkai itu dari permukaan meja dan memandangi foto itu semakin dalam.. ‘dia memang sangat mirip dengan ku... tapi aku menyukai senyumnya.. sungguh manis.. aku mengerti perasaan chinen yang sangat menyukainya.. hanya dari foto ini, aku dapat merasakan betapa baiknya aya itu..’ pikir runa dalam hati
Di meja kecil dekat tempat tidur besar yang beralas putih itu, terdapat banyak sekali foto.. foto kei.. runa memperhatikan beberapa diantaranya.. foto-foto kei sungguh banyak. Diambil saat kei melakukan berbagai kegiatan.. ada tulisan ‘my lovely nii-chan... taken by. Ayashi inoo’ membuat runa mengerti sesuatu..
“itu foto kesayangan nya aya... foto-foto tentang diriku.. dia sering sekali memotretku, lalu ia simpan semuannya hingga sebanyak ini.. ” jelas kei. Runa memandangi sebagian didinding yang di tempeli foto kei itu.. juga laci meja yang dipenuhi berlembar-lembar foto, dan meja yang di tempati berbingkai-bingkai foto kei. ‘sepertinya aya sangat menyukai kakaknya ini.. dan kakanya pun sangat menyayangi nya.. sungguh keluarga luar biasa dengan perasaan yang hangat.. runa dapat merasakan dari ekspresi anggota keluarganya di rumah ini saat menatapnya kaget dan sedih karena lemiripannya itu. Runa mengerti betapa dalamnya perasaan sayang pada seorang ‘ayashi inoo’itu di rumah yang besar dan terlihat dingin dari luar, walau sebenarnya didalam rasanya hangat...
Setelah berkeliling, runa dan kei kembali menuju lantai dasar lalu mneghampiri yabu yang sedari tadi  lebih memilih menunggu di ruang tamu menyibukan diri dengan laptopnya agar tidak bosan, daripada ikut mereka berkeliling. Mungkin kakinya lelah.
Namun tiba-tiba runa dipanggil oleh kedua orang tua kei, mereka mengajak runa makan bersama. Yabu pun ikut di ajaknya. Runa pun tak bisa menolaknya karena itu akan menunjukan sikap kurang sopan terhadap orang yang sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyambut nya itu.
Setelah kira-kira satu jam berlalu.. akhirnya acara makan yang di temani obrolan seperti keluarga itu pun berakhir.. runa mulai berdiri dari kursinya dan berniat untuk izin pulang, karena ia ingat akan pelajaran keduanya yang tak sampai 30 menit lagi akan di mulai itu. Tapi... sepertinya ayah dan ibu kei, membuat acara lain untuk runa.. runa pun di ajak ke sebuah salon juga butik terkenal di Jepang. Runa tak sempat berkata apa-apa untuk menolaknya.. kei pun tak mampu membantahnya, yabu hanya dapat terdiam tak berkutik, dan terkejut atas apa yang terjadi.. 3 jam sudah berlalu.. pelajaran kedua di kampusnya telah selesai sejak 1 jam yang lalu.. runa menghela napas panjang, lalu menengok jam yang melingkar pada pergelangan tangan nya, sudah menunjukan pukul 5 sore.. mentari yang tadi nya terik, sejak tadi perlahan turun.. berganti dengan awan sore yang menutupi.. runa masih saja terlibat dengan acara-acara yang di tawarkan oleh ibu kei itu. Di ajak pergi ke sana-sini.. di beri ini-itu.. kei saja tadi tak sanggup menghalangi ibunya, apa lagi runa?! Dia hanya diam dan berusaha untuk jadi gadis penurut agar tak membuat nyonya inoo itu marah.. runa berusaha menjadi gadis yang sesabar mungkin hingga akhirnya.. kesabarannya hilang. Jam menunjuk ke angka 8 dalam keadaan langit gelap. Artinya malam sudah datang, Di mobil hitam nan mewah milik keluarga inoo itu. ia mengetahui, ibu nya kei sedang menelepon pihak penerbangan.. “hallo? Hai. Mrs. Inoo desu. Bisa saya pesan tiket untuk ke Paris yang berangkat hari ini?” runa  terkejut bukan main saat mendengarnya..
“Paris!? Chotto!!” runa berusaha bicara seberani mungkin, karena sejak tadi dia sudah lelah sebenarnya dengan keadaan ini..
Ibu kei menutup teleponnya dengan telapak tangan dan bicara pada runa.. “hai? Nani?”
“apa bibi mencoba memesankan tiket pesawat untuk ku?” runa bertanya dan mencoba meyakinkan dirinya bahwa pikiran nya itu salah
“iya. Untuk mu aya..” dengan senyum seorang ibu yang lembut, ibu kei menjawab nya.
“CUKUP!! Batalkan itu bibi!! Aku bukan ayaaa!! Bibi sadarlah… aya tidak kembali lagi… tapi yang ada disini itu RUNA.. hanya seorang gadis yang mirip anak mu yang sudah tiadaa…” pernyataan runa, di pertegas dengan beberapa kata yang di buat terucap se-keras mungkin. Untuk meyakinkan ibu kei.. dan setelah mendengar itu, wanita yang tadi nya mungkin hanya berniat untuk membahagiakan putri tercintanya, kini menangis di depan runa.. menunduk.. minta maaf. Dan menagis tersedu-sedu.. runa mengusap bahunya, dan menganggapnya sebagai ibu nya sendiri.. memang tak tega melihatnya, namun cara ini harus dilakukan..
“.. bibi.. dengarkan aku.. aya itu sudah tiada. Dan yang di hadapan bibi ini hanyalah seorang gadis bernama Runa, yang mirip dengan aya.. aku tahu betapa besarnya rasa saying dan rindu bibi pada aya, namun bukan begini caranya… memanjakan aku dan memaksakan semua kehendak bibi pada ku.. bibi tahu? Sebenarnya sejak awal aku sudah lelah.. namun ku coba bersabar.. hingga kesabaran ku habis sekarang. Bibi berniat memesan tiket ke paris itu karena bibi menganggap aku aya?”
“iya… gomenasai.. bibi berjanji pada aya untuk mengajaknya ke paris bila sempat, namun tiba-tiba dating hari itu… aya meninggalkan bibi untuk selamanya.. dan bibi sangat menyesal tak dapat melaksanakan janji bibi padanya… saat kau dating, bibi sudah tak dapat berpikir jernih… yang bibi ingat hanyalah sosok aya… gomenasai…” bibi menjelaskan semua itu dengan nada bicara yang terbata-bata.. bercampur isak tangis kepedihan seorang ibu… runa yang melihatnya menjadi sesak… namun dia tetap berani untuk bicara..
“bibi.. bila bibi memang menyayangi aya.. bukan begini caranya.. jangan pernah melampiaskan sikap ini lagi pada siapapun.. aya akan menangis disana bila tahu bibi menjadi seperti ini.. bibi cukkup mengirimkan doa saja pada aya, dan menjalani hidup bibi seperti biasanya.. tertawa dan bahagia bersama keluarga yang ada.. sesungguhnya, itu yang dapat membuat aya tersenyum di sana.. yaitu melihat keluarga yang disayanginya tetap bisa bahagia, walaupun tanpa kehadirannya... bibi harus lebih bersabar..  runa mengucapkan itu dengan harapan ucapannya bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi ibu kei.. beliau pun mulai bangkit dari tangisnya.. dan tersenyum..
“arigatou... runachan..” kata-kata itu membuat runa lega dan ikut tersenyum... mungkin untuk sesaat tadi runa sempat merasakan posisi aya di keluarga inoo ini.. merasakan kehangatan yang biasanya di dapat ayashi inoo itu..
‘TOK..TOK...TOK....’
Suara kaca mobil yang di ketuk itu mengaggetkan runa dan ibu kei.. dan runa terkejut saat mengetahui siapa itu..
“CHINEN-SENPAI?!” runa kaget melihat chinen menggunakan helm, dan jaket coklat gelapnya, datang mengejar dengan motor dan kini motornya tepat berada di sebelah mobil hitam milik keluarga inoo yang tengah berjalan cepat ini..
“anoo... tolong buka kaca nya.” Dengan satu kata perintah dari runa, supir berseragam hitam itu langsung melaksanakannya
“Runa! ayo pulang.. turunlah dari mobil itu..” suara chinen bergetar terkena deru angin karena ia pun membuka kaca helm nya untuk bicara dengan runa
“berhenti..” perintah ibu kei.. mobil itu pun menuruni kecepatannya dan mulai menepi di jalan yang agak sepi, di ikuti motor chinen di belakangnya. Setelah mobil itu benar-benar berhenti, runa pun keluar, dia masih mengenakan gaun malam yang tadi sempat di pakaikan oleh ibu kei pada sebuah butik terkenal. Rambut lurusnya terlihat tertata rapi menjadi ikal yang cantik. Mengenakan sepatu putih, dengan dandanan minimalis namun tetap terlihat anggun.. di susul dengan turunnya ibu kei yang dengan mudah dapat terlihat oleh setiap orang yang menatapnya, bahwa wanita ini baru saja menangis... chinen membuka helm nya, dan memberikan satu lagi helm nya pada runa yang sengaja ia bawa dari rumah untuknya. Runa menerimannya dengan wajah bingung..
“kenapa kau mengejarku?” tanya runa pada chinen
“sebelumnya, aku mau minta maaf dulu pada bibi...” ucap chinen sambil melepas helm yang dikenakannya agar lebih mudah dan sopan untuk bicara pada lawan bicaranya
Lalu chinen melanjutkan ucapannya “ tadi aku khawatir karena kau tak kunjung datang pada jam pelajaran keduamu itu. Padahal kei sudah berjanji akan membawamu kambali lagi ke kampus. Aku percaya pada kei, dia bukan tipe pembohong, dan pengingkar janji. Karena itu aku berpikir pasti terjadi sesuatu pada mu.. ryuu dan yama, juga semuannya tampak cemas.. tak lama kemudian, aku mendapat telepon dari kei, dia mengatakan bahwa ibunya membawa pergi kau. Dia merasa ibunya agak aneh.. namun ia tak sanggup mencegah ibunya sendiri. Oleh karena itu dia menelpon ku. Aku yang sedang dalam perjalanan menuju rumah nenek ku di karuizawa, berbalik untuk pulang kembali dari stasiun, bergegas ke rumah dan mengambil motor untuk mengejarmu. Setelah lama mencari kesana kemari, aku menemukan kalian. Aku menyadari mobil keluarga inoo itu dan lumayan mengingat plat nomornya. Jadi dengan spontan aku mengetuk kacanya, setelah sempat melihat sekilas ada bayangan seorang gadis yang aku rasa aku menalnya. Dan ternyata dugaan ku tepat. Itu kau runa.. begitulah ceritanya..” chinen menjelaskan semua itu, membuat runa yang mendengarnya terkejut tak percaya. Menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangannya.. matanya sungguh tak mempercayai apa yang tadi di katakan chinen. ‘aku sudah merepotkan orang lain sampai seperti ini...?’ suara dalam hati runa itu yang seakan tak percaya bahwa seorang chinen yang menjadi idolannya dulu itu. Benar-benar datang dan bersusah payah untuk nya.perasaan itu mendorong runa untuk membungkukan badan dan meminta maaf sedalam-dalamnya pada chinen
“gomenasai.. aku merepotkan...” kata runa
Chinen yang kaget melihat runa minta maaf itu, hanya tersenyum “ tak apa... asal kau baik-baik saja..”
“gomen ne runachan, chinen-kun... semua salah bibi.. gemenasai..” tanpa di duga, seorang nyonya besar keluarga inoo itu membungkukan badan pada kedua pemuda di hadapannya
“iie.. daijobu..” senyum runa sungguh tulus. Dia mengangkat bahu nyonya besar itu yang tadi terlihat sangat menyesali perbuatannya.. lalu runa memeluknya.. “jadikan hal yang telah berlalu sebagai pelajaran berharga.. untuk menjadikan diri kita yang lebih baik di hari esok..  jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Dan jagalah diri anda.. jaa ne~ oka-sama..” ucap runa saat memeluk ibu kei, lalu ia mulai melepaskan pelukannya, hingga genggaman jemari kecilnya pada tangan ibu kei itu. Senyum runa membuat ibu kei yang memandang wajahnya saat itu pun ikut tersenyum.. lalu runa mulai menaiki motor chinen, dan meninggalkan ibu kei yang sudah terlihat membaik dari rasa shock dan kesedihannya itu.. chinen mulai menarik gas di motor miliknya.. perlahan jarak mulai menjauh.. motor sudah berjalan, namun sesekali runa menengok kebelakang untuk melihat ibu kei. Terlihat mobil hitam itu yang juga mulai mundur dan mengambil jarak kembali, untuk persiapan jalan. Menuju ke rumah keluarga inoo yang hangat itu..

“mau kemana kita?” tanya chinen tiba-tiba, dan suaranya terdengar lebih besar dari sebelumnya. Mungkin karena ia menggunakan helm saat bicara sekarang ini
“e?” runa tak yakin akan maksud pertanyaan chinen itu. Ia berbalik tanya berharap chinen akan menjelaskan maksud dari pertanyaan nya.
“ini sudah jam 9 malam. Kau mau ku antar pulang, atau bagaimana?” tanya chinen lagi, matanya masih saja serius dan berhati-hati akan apa yang ada di hadapannya. Saat ia berkendara memang selalu begitu.. walaupun mulutnya tak berhenti bicara dengan orang yang ada di belakangnya, tapi chinen selalu berusaha se-fokus mungkin memandang jalan raya yang besar itu.
“hmm..” runa berpikir tak menjawab.. matanya melihat ke sekeliling. Terlihat badan-badan jalan di malam hari yang di hiasi cahaya dari lampu-lampu cantik yang tak ada habisnya itu selama mereka berjalan
“sutekii..” ucap nya mengaggumi cahaya-cahaya cantik itu
“eh?” chinen heran.. kenapa runa tiba-tiba mengatakan ‘sutekii..’ itu
“ah.. tidak. Aku hanya berpikir, suasana malam di Tokyo sangat indah.. banyak cahaya cantik.. aku suka..” runa tersenyum sepanjang perjalanan. Matanya semakin sibuk melihat ke sekitar, seakan mengatakan ‘aku tak ingin melewatkan pemandangan ini sedikitpun..’
“oo.. mungkin ini karena partama kalinya kau ke Tokyo dan melihat suasana malamnya ya? haha”
Runa mengangguk semangat menanggapi ucapan chinen itu
“”iya. Kau benar.. indah ya di sini..”
“iya. Aku pun juga suka. Ah! Hey, mau tidak aku ajak kau ke tempat favorite ku? Di sana ada benyak cahaya.. kalau malam cerah, bintang dapat terlihat dengan mudahnya.. sungguh pemandangan yang indah..”
“waa... mau! Mau!” jawab runa bersemangat. Membuat chinen mulai menyetel kencang, gas pada motornya dan menambah kecepatan.. sepertinya chinen juga bersemangat pergi kesana..

TSUZUKU>>>  hehe
To be continued>>

Gomenne minna~ kalo partnya selalu panjang, dan terlalu panjang buat kalian.. mungkin bnyak yang males atau cape bacanya.. hontou ni gomenasai~ >/\< *bow*
Thanks for still reading.. comment please.. or you can add me on fb : Veronica Rii
Jaa ne~ see you next time in part 4 ^^

Itu ilustrasi foto di kamar aya-chan yang tadi sempat di perhatikan oleh runa.. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar